Masih Menanti Berhembusnya Udara Kemerdekaan
Masih Menanti Berhembusnya Udara Kemerdekaan
Bosan pun menebal tidak lain sebab korupsi semakin sulit untuk diberantas, jalan yang tetap saja ciut untuk menyingkirkan rayap yang memakan masa depan, Rendahnya air gelas yang telah terminum sebanding dengan moral para koruptor. Ketika si korup dalam kemacetan lalu lintas dan diminta untuk menunjukkan SIM, mereka lebih suka untuk menyuap petugas yang menghadang jalan dari pada kehilangan waktu atau sekedar utang piutang. sedangkan kami harus berdesak-desakan antri mengisi nama tilang berKTP. Bahkan mereka terus melanjutkan kendaraan atas nama sumbangan yang tidak berhenti untuk menyuap sekolah sedangkan kami harus meminta surat DISPEN dengan ambal-ambal rasa kantuk yang kian menjadi terlukis pada pidato “si bapak” yang kedengaran seperti cerita dongeng pengantar tidur layaknya cerita berjudul lapangan sepak bola yang sempit sebanding dengan sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Kami masih menanti berhembusnya udara kemerdekaan......
Pak, mari kita berloma-lomba melestarikan korupsi, kolusi dan nepotisme, kebudayaan nasional menurut kita! sampai tulang belulang kita berserak di sepetak tanah berukuran tiga kali tujuh kali delapan kalau perlu!
Supaya harta kita cukup sampai tua untuk anak cucu dan tujuh turunan.
Ahh ojo gubris rakyat jelata, biarkan saja berkicau seperti burung pipit, atau burung beo tepatnya!
kita ini kan buta dan budek…
Oh ya BTW “KATANYA” semua media mengutuki kita pak??
Pernah liat pak?? Ohhh sama… saya juga tidak pernah.
Oh ya pak bagaimana kalau kita lanjut taruhan siapa yang bisa cepat melupakan perjuangan BUNG KARNO, BUNG HATTA, dan BUNG-BUNG lainnya, itu yang menang!!!
Tenang, kan mereka tinggal sejarah? kalau mereka masih ada mungkin gawat, kepala kita bisa ditempeleng…
Atau gawatnya bambu runcing bukan ditancapkan di dada kompeni! tapi di kepala kita!
Kita ini sedang berevolusi dari manusia jadi orang utan!
Ahh… Percuma ngomong sama orang budek!
lihat yang lain - Sarat Makna Tembang Lir-ilir oleh Sunan Kalijaga